Tuesday, March 23, 2010

Ibadat Tobat dan Pengakuan Dosa

Shalom!
Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Universitas Budi Luhur mengundang teman-teman untuk menghadiri Ibadat Tobat dan Pengakuan Dosa untuk menyambut  Paskah yang akan dilaksanakan pada :

Jumat, 26 Maret 2010
Pk. 11.30 - 13.20 WIB
di Ruang 6.4.1 (lt. 4)
oleh Rm. Daniel, SX


Diharapkan kedatangan dari teman-teman semua.
Terima kasih atas perhatian dan kehadirannya.
Tuhan Yesus memberkati.

Monday, March 08, 2010

Paskah Gabungan 2010 PMKAJ Unit Barat

Tuesday, March 02, 2010

Warisan Terbesar

aku sedang merenung dan berfikir tetapi pikiran ini bukanlah sebuah pikiran yang baik
tapi pikiran yang menurutku dosa karna saat ini orang tuaku masih ada.
tapi hal ini menjadi bahan permenunganku
apakah warisan terbesar yang akan orang tuaku berikan saat mereka sudah tidak ada?
jawaban pertama yang terlintas di pikiranku ialah rumah, tanah, sapi.
wah pasti kalau di jual menghasilkan banyak sekali uang. Namun aku menjawab TIDAK.
uang itu dapat habis dalam sebulan, bahkan kurang dari sebulan, bahkan bisa dalam sehari.
Lalu terlintas lagi dalam pikiranku pendidikan, aku dapat berelasi dengan orang orang di sekitarku,
aku dapat mencari pekerjaan dan menghidupi keluargaku dan dapat menghasilkan lebih besar dari harga tanah ataupun rumah.
namun sekali lagi aku menjawab TIDAK.
Pendidikan memang sangat penting tapi selama aku ada di dunia.
lalu terlintas lagi jawaban ketika dalam pikiranku yaitu yang kuyakini benar benar tepat.
IMAN..
Iman yang telah di wariskan orang tuaku membuatku bertumbuh dan berkembang,
saat mereka membawaku dalam suatu pembabtisan, 
mengajakku kegereja setiap minggunya
mengajarku dengan sabar
warisannya membuatku sangat kaya,
bukan hanya kaya materi tetapi juga kaya secara iman
dan bukan hanya kaya di dunia tetapi juga kaya di akhirat.
maka bagi orang muda katolik hargailah warisan 
orang tua kalian yang sangat besar ini dengan menjaga iman kalian. amin .

Kejujuran

Ada seorang baik hati yang ingin menunjukkan kebaikannya. Pada suatu hari dia memperhatikan kondisi malang dari seorang tukang kayu. Orang baik yang kaya itu memanggil tukang kayu yang miskin itu dan menyerahkan wewenang kepadanya untuk membangun sebuah rumah yang indah.

Ia berkata kepada tukang kayu itu, “Saya inginkan agar rumah ini menjadi sebuah rumah yang sungguh indah. Gunakan saja bahan-bahan terbaik, pekerja-pekerja terbaik dan jangan menghemat.”

Orang kaya itu mengatakan bahwa dia akan mengadakan perjalanan dan mengharapkan, agar rumah itu selesai dibangun pada saat dia kembali.

Tukang kayu itu melihat hal ini sebagai suatu kesempatan berharga yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Karena itu, dia menghemat bahan-bahan, menyewa pekerja-pekerja yang bermutu rendah dan dibayar rendah. Ia menutupi kekurangan mereka dengan cat dan memotong sudut-sudut sedapat mungkin.

Ketika orang baik yang kaya itu pulang, tukang kayu itu menyerahkan kunci rumah kepadanya. Ia berkata, “Saya telah mengikuti petunjuk tuan dan membangun rumah seperti yang tuan katakan.”

Orang kaya itu tersenyum memandangnya dan berkata, “Saya sangat senang.” Kemudian ia menyerahkan kembali kunci rumah baru itu kepada tukang kayu itu. Ia berkata, “Ini kunci-kuncinya. Inilah milikmu. Saya sudah menyuruh engkau membangun rumah untuk dirimu sendiri, engkau dan keluargamu harus memiliki itu sebagai hadiah dari saya.”

Tahun-tahun selanjutnya tukang kayu itu tidak pernah berhenti menyesal, karena telah menipu diri sendiri. Dalam rasa sesal yang mendalam, ia berkata, “Kalau saya tahu bahwa saya membangun rumah ini untuk diri saya, tentu akan jadi lain...”

Kejujuran dan kesetiaan ternyata masih menjadi barang mahal di dunia ini. Kesetiaan pada janji atau komitmen begitu mudah luntur, karena orang mudah tergiur oleh godaan-godaan. Orang tergiur untuk memiliki harta yang banyak, sehingga ia lupa akan kesetiaannya pada janji yang pernah diucapkannya. Hal ini terjadi di mana-mana di berbagai bidang kehidupan.

Dalam kehidupan berkeluarga, misalnya. Orang mudah mengingkari janji perkawinan yang telah mereka ucapkan. Cinta yang mereka ucapkan itu ternyata hanya manis di bibir saja. Setelah sekian tahun membangun hidup berkeluarga, terjadilah perselingkuhan. Suami hidup dengan perempuan lain. Istri mencari gandengan baru.

Karena itu, dibutuhkan kejujuran dalam hal-hal yang nyata. Orang mesti jujur menampilkan diri di hadapan sesamanya. Suami istri mesti tampil apa adanya. Tidak menyimpan misteri sendiri-sendiri. Kalau masih menyimpan rahasia sendiri-sendiri nanti menyesal kalau terjadi perceraian. Pepatah mengatakan bahwa sesal kemudian tidak berguna. Untuk itu, mari kita bangun kejujuran dari hati yang tulus dan bening. Bukan suatu kejujuran semu.